Bangka, DiksiNews.com – Anime berawal dari kata “Katsudo Shashin” yang memiliki arti “Gambar Bergerak”. Anime bermula dari gambar bergerak dengan kualitas sederhana hingga menjadi animasi grafis dengan kualitas tinggi tentunya tidak dalam perkembangannya tidaklah mudah. Anime untuk pertama kalinya dibuat pada tahun 1907 dengan durasi gambar bergerak selama tiga detik yang menampilkan sosok anak laki-laki memegang topi dan mengangkat topi sebagai tanda hormat.
Sepuluh tahun kemudian muncul sebuah karya animasi bisu dengan durasi lima menit oleh Oten Shimokawa. Oten Shimokawa bersama dengan Jun’ichi Kouchi dan Seitaro Kotayama merupakan generasi animator pertama Jepang yang kemudian diberi julukan sebagai Bapak Anime. Pada Tahun 1963 perjalanan anime mencapai pada kepopuleran yang luas, hingga diterjemahan ke dalam bahasa Inggris untuk ditayangkan di Amerika Serikat.
Dengan masuknya anime Jepang ke Amerika Serikat, membuat anime Jepang semakin marak diproduksi dan semakin banyak yang mengetahuinya. Anime Jepang mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an dan mulai mengudara pada tahun 1990-an dengan kemunculan anime Doraemon. Anime Doraemon menjadi anime populer pertama yang mendapatkan respon luar biasa dari masyarakat Indonesia baik itu anak-anak hingga orang dewasa. Perkembangan anime di Indonesia semakin mewabah dengan banyaknya penggemar anime pada saat ini.
Perkembangan anime pada saat ini menampilkan format yang sama dalam industrinya. Tidak hanya itu, banyaknya industri yang “bergaya anime” pendatang baru dari beberapa negara akan membuat terjadinya penurunan penikmat dari anime.
Dimasa yang mendatang nasib industri anime akan terus-menerus seperti itu-itu saja. Dimana saya sebagai penikmat anime merasakan kalau kebanyakan dari anime pada saat ini memiliki format yang sama. Hal ini terjadi dikarenakan para pihak industri anime melihat dari kondisi pasar yang mereka anggap akan mendatangkan keuntungan besar. Pemikiran tersebutlah yang membuat format dalam industri anime memiliki kesamaan yang kemudian akan secara terus-menerus mengalami pengulangan.
Dampak dari hal tersebut adalah industri anime kemudian akan seperti jalan ditempat dan tidak memiliki perkembangan yang signifikan, bahkan terancam akan mengalami penurunan. Akibat lain dari hal ini yaitu kurangnya inovasi-inovasi baru dalam industri anime. Nah, hal ini terjadi karena mereka tidak mau mengambil resiko berupa kegagalan. Oleh karena itu, industri anime hanya akan terus berjalan seperti itu secara terus-menerus. Selain itu, kedepannya juga industri anime bukan hanya dikuasai oleh Jepang sendiri. Industri anime akan mendatangkan pendatang baru seperti Tiongkok dan Amerika Serikat sebagai kompetitor baru Jepang. Kemudian terdapat juga Korea Selatan, Thailand dan Taiwan sebagai Runner Up Animasi yang bergaya Jepang.
Menurut saya, ada baiknya para industri anime berani untuk mengambil resiko dengan memproduksi anime dengan format yang berbeda dan dengan tampilan baru.
Penulis : Noveni Delianti
Mahasiswi FH UBB